-->

Mengenal Prasasti Batutulis Sebagai Warisan Leluhur

: 07:35:00

Pernahkah anda mengunjungi Prasasti Batutulis ini? apa yang anda dapatkan dari kunjungan anda? Mungkin anda dapatkan sebuah pelajaran yang seyogyanya diwariskan oleh leluhur bangsa ini? bisa jadi.
Batutulis ini menjadi salah satu persaksian atas hormatnya seorang anak terhadap ayahandanya. Ya, beliau adalah Raja Surawisesa yang menjadi salah seorang penerus kerajaan Padjajaran menggantikan ayahandanya Sri Baduga Maharaja atau yang anda kenal saat ini sebagai Prabu Siliwangi.

Rasa hormat mendalam dari seorang anak terhadap kebesaran ayahandanya menjadi pelajaran berharga bagi anda untuk lebih menghormati orang tua anda. Inilah yang anda dapatkan dari warisan leluhur yang perlu anda pelajari dan terapkan dikehidupan sehari-hari. Nah, disini kami akan tunjukkan pada anda mengenai kondisi di tempat tersebut.

Luas kompleks Prasasti Batutulis ini sekitar 17X15 cm dengan peletakan batu tulis yang menggambarkan rasa hormat tadi. Batu tulis ini terbuat dari batu trasit yang berwarna hitam dengan ketinggian sekitar 151 cm, dan memiliki lebar sekitar 145 cm dengan tulisan berwarna putih sekitar 3X3 besaran hurufnya.

Di area kompleks tersebut ada kurang lebih 15 peningalan yang berbentuk terasit. Semuanya terbagi dalam cungkup sebanyak enam buah, satu batu lagi diteras cungkup, dua diserambi, dan sisanya yaitu enam buah berada di halaman. Prasasti ini konon menjadi bentuk rasa penyesalan mendalam dari Prabu Surawisesa yang tidak mampu mempertahankan wilayah pakuan padjajaran akibat dari kalah perang dengan kerajaan Cirebon. Di tempat itu terlihat jelas satu batu bercap alas kaki, satu batu lagi bercap lutut, dan satu batu besar bertuliskan bahasa sansekerta dan bahasa pallawa.

Selain Prasasti Batutulis, ada juga peletakan batu panjang yang berbentuk bulat dengan ketinggian yang sama dengan prasasti. Batu ini (lingga batu) mewakili sosok Sri Baduga, sedangakan prasati tadi mewakili Prabu Surawisesa. Penempatan dari kedua batu itu melambangkan kedudukan anak dan ayahnya, dan penempatan batu yang mewakili Prabu Surawisesa ini ditempatkan agak kebelakang tepatnya disisi kiri lingga batu. Ini sebuah unggah-ungguh (hormat) terhadap ayahandanya.

Nah, selain benda-benda bersejarah yang ada di komplek ini, anda juga jangan lupa untuk mendatangi daerah panaisan yang dahulu menjadi alun-alun kerjaan pajajaran. Disini anda juga akan melihat 4 area batu yang bernama patung purwakali, kidang pinanjung, gelak nyawang, dan juga layung jambul.

Untuk mengetahu lebih lanjut mengenai prasasti tersebut, datanglah di di kelurahan batutulis, kecamatan bogro selatan. Anda pasti akan menemukannya. Ajaklah anak-anak anda, dan ceritakan tentang warisan budaya ini kepada mereka supaya tumbuh rasa cinta mereka pada warisan budaya bangsa ini.

Itulah hal mengenai prasasti batu tulis yang saat ini masih menjadi kenangan dan tentunya menjadi salah satu bukti sejarah mengenai kebesaran bangsa pada zaman dahulu.

Post a Comment